Kawat Bronjong digunakan sebagai Penahan
Longsor
Area
tanah yang komposisinya tidak baik dan tidak kokoh suatu saat akan bergeser,
bergerak, atau bahkan longsor. Oleh sebab itu banyak sekali aksi penyuburan
tanah, penanaman pohon, dan yang lainnya yang bertujuan untuk membuat tanah
menjadi kuat dan kokoh, sehingga tidak akan bergeser. Dalam hal teknis, ada
juga banyak cara untuk mengatasi hal tersebut. Kita bisa menggunakan kawat
bronjong. Walaupun tidak banyak orang yang tahu tentang nama kawat ini, semua
orang pasti sudah pernah melihatnya. Lalu apa sih sebenarnya kawat bronjong? Pada
dasarnya, bronjong merupakan sebuah anyaman kawat-kawat yang diisi dengan
batu-batuan, yang berfungsi untuk melindungi dan memperkuat tebing tanah, baik
lereng sungai maupun lereng tanggul, menjaga tepi sungai terhadap arus aliran
air dan usaha menjauhkan arus aliran air dari tepi sungai yang merusak
tebing-tebingnya, serta membuat bendungan untuk meninggikan taraf muka air pada
pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai atau untuk mengatasi gerusan air
sungai yang deras. Jadi penggunaannya sangat berguna sekali untuk menopang
lahan atau tanah yang rentan terhadap longsor atau pergeseran tanah.
Bangunan
bronjong bersifat sementara, bukan konstruksi permanen. Kekuatan bronjong tergantung
dari bahan-bahan yang dipakai untuk bronjong, benda-benda yang hanyut melalui
bronjong, agresif atau tidaknya aliran air di situ, adanya gangguan-gangguan
dan baik tidaknya pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan bronjong-bronjong itu.
Bahan yang dipakai untuk bronjong kawat di Indonesia biasanya dari kawat hasil
pabrikasi yang mengacu pada SNI 03-0090-1999 tentang Spesifikasi Bronjong
Kawat. Bronjong kawat biasanya berbentuk prismatis, berukuran : tebal 0,50 m,
lebar 1,00 m dan panjang 3,00 m. Bronjong yang dibuat tebal dan panjang
menyimpang dari ukuran di atas, misalnya dengan ukuran tebal 1,00 m, lebar 1,00
m dan panjang 3,00 m, harus tiap-tiap meter panjang dibuat dinding antara (tussen
schotten) supaya kuat. Rusuk-rusuk bronjong harus diperkuat dengan
kawat dan bilamana perlu kawatnya dirangkap.
Selain
itu, kekuatan bronjong yang dibentuk ternyata juga dipengaruhi oleh material
batu yang menyusunnya. Material batu yang dipakai untuk bronjong kawat harus
terdiri dari batu yang bersih, keras dan awet, berbentuk bulat atau persegi.
Ukuran batu yang diizinkan untuk digunakan adalah antara 15 - 25 cm (toleransi
5%) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan harus mempunyai
ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut, serta tidak boleh ada
batuan yang diizinkan lolos lubang anyaman kawat.
Keuntungan menggunakan kawat bronjong ini cukup banyak, yang pasti cukup tahan lama untuk menopang. Walaupun demikian, pengecekan secara berkala juga perlu untuk dilakukan. Selain itu, konstruksi yang dihasilkan akan fleksibel dan bisa mengikuti perubahan keadaan. Menggunakan kawat bronjong juga tidak memerlukan drainase. Dapat juga dikerjakan oleh setiap tukang atau pekerja yang terlatih untuk mengisi bronjong, dalam waktu yang singkat. Jika anda ingin menggunakan kawat bronjong ini, jangan sampai terewatkan bahwa anda harus memperhatikan kekuatan dan kualitas bronjong yang dihasilkan.
Buana Paksa Indonesia
Roofing Walling Clading and Insulation
Jln. Sriwidodo Utara 7 no. 476
Blk. Kawasan Industri Candi
krapyak-Semarang
jawa tengah - Indonesia 50184
faximili : 024-761039
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.